"Dont judge a book by its cover"
Kalo orang miskin susah beli sepatu baru dan selalu tambal sulam sepatu yang mereka miliki maka aku berusaha merasakan apa yang di rasakan mereka. Aku tidak ingin terjebak dan mengikuti trend yang ada dengan membeli sepatu yang paling keren dan lagi fashionabel namun aku pakai yang ada saja.
Pernah dengan cerita orang miskin dengan sepatu bagus? mungkin bertanya sepatunya dari mana, mungkin kalo kita prasangka buruk maka dia pasti curi sepatu yang bagus itu.. kalo kita berprasangka baik maka dia itu mendapatkan sepatu yang bagus karena merupakan hadiah. Namun sayang jangan ada orang yang mau kasih sepatu yang bagus untuk orang miskin biasanya sudah buruk dan jelek baru mau di kasih.
Orang yang miskin dan duitnya pas pas selalu ingin menjadi seperti orang yang kaya atau yang kelihatan kaya. Berusaha mempunyai sepatu yang bagus namun tidak aku. Aku orang yang kaya atau berusaha kaya namun tidak ingin punya sepatu yang baru dan bagus dan yang lagi trend. Malah sebaliknya aku pakai sepatu yang tau umurnya lebih dari 4 tahun, agak jelek dan sangat tidak tren.
Saya berusaha untuk menghilangkan "social gap" antara kaya dan miskin. Kesenjangan sosial inilah yang menjadi sumber permasalahan yang terjadi di masyarakat. Akar semua permasalahan berujung pada duit. Kecemburuan, Iri hati dan ungkapan "Rumput tetangga selalu lebih hijau" adalah sifat buruk manusia yang selalu membanding banding materi dan sangat tidak bersyukur dengan apa yang sudah di miliki.
oleh karena itu bukan hanya ingin menghilangkan "social gap" yang ada namun lebih penting lagi adalah bagaimana kita bisa bersyukur. Sepatu tua ini adalah sepatu yang ku jahit kembali karena ada yang rusak dan tak semir kembali karena sudah kusam karena saya tetap bersyukur mempunyai sepatu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar